Dan memang perjalanan masih panjang……..
Dan aku pun mengerti apa yang ada di hatimu
usia perjalanan ini baru setapak tumbuh jagung
aku pun ingin menunggu saat itu tiba…..
entah dengan siapa gerangan……
karna itulah kebimbanganku pun merajai hati ini
jikalau hati ini boleh berkata…..
aku ingin meminangmu menjadi pendamping hidupku….
jikalau pikiran ini terbaca…..
maka ia berkata tunggulah hingga musim semi tiba
dimana bunga mekar dan indah dengan sejuta warna
dan sudah aku putuskan…..
jika jiwa ini akan berjalan dalam kepastian
menunggu hari esok tiba……
aku takkan menyesal……
seperti sajak Habiburrahman El Shirajz
…..Aku ingin meminangmu dengan…………….
bunga mawar yang tumbuh dari tempatku bersujud…….
aku pun tiba dalam ketimpanganku…..
maaf jika semua ini membuatmu terjaga
maaf jika ini semua membuatmu gerah
bukan inginku membuat keadaan seperti ini
tapi…..
jika boleh aku berkata………..
biarkanlah ini seperti adanya
aku tak ingin semuanya tergambar terkoyak
jangan sampai tangan sehasta berubah ribuan kilometer rasa
aku tak ingin kehilangan seorang wanita
yang terpancar cahaya surga
dari wajah dan kedua telapak tangannya
jikalau memang ia tak tercipta untuk lelaki hina ini
bolehlah ia jadi sahabat penerang hati
Namun…………..
aku masih disini menunggumu……….
dan biarkan sang waktu yang menjawab kebimbanganmu….
Jogjakarta, 22 Juni 2007
Untuk-mu (dia yang masih terdiam)
Bukan inginku untuk melintasi ruang jiwamu
hanya hati ini yang menuntunku padamu
seperti jiwamu yang didera bimbang
aku pun masih menimbang
jua…..
jikalau waktu menemukan kita berdua suatu saat
aku ingin saat terbaik itu adalah dirimu
seperti saat subuh ketika fajar menyambut mentari
seperti sujud alam ini kepada-Nya
seperti tasbih dan tasmid para malaikat yang berkumandang setiap saat
jika kupandang dirimu
entah apa yang ada ditenggorokanku, tersekat tiada daya
apakah itu cinta?
akupun masih bertanya
dan kau pun terdiam seribu bahasa
dengan keanggunan tak terkalahkan seribu bidadari
aku hanya seorang lelaki biasa
yang berdiri diambang pintu hati seorang wanita
mencoba untuk mengetuk hatinya
dan hanya berharap seteguk cinta
tapi biarlah nanti tetap ku tunggu
hingga masa yang ada menunjukan jalannya
dan aku pun bisa melihat wajahmu yang berseri
dengan senyuman ujung simpul
aku bukan manusia sempurna…..
tapi aku berusaha mencintaimu dengan sempurna
karena kau layak mendapatkan cinta yang sempurna
Jogjakarta, 18 Juni 2007
(ditulis saat masa UAS semester 6, met belajar, met berproses)
Puisi ini bukan untuk seseorang, tapi untuk ‘bidadari’ ku yang entah ada dimana saat ini (calon istriku-red…tapi nggak tau siapa….^_^)
Teruntuk Mu wanita…
Teruntuk Mu wanita…
Yang mewarnai bumi ini dengan sejuta keindahan
Yang dari rahim Nya yang suci
Lahir benih-benih pembawa rahmat bagi alam
Daripada Nyalah para khalifah dimuka bumi ini ada
Wahai wanita….
Penjaga separuh agama pria
Dengan kelembutan kau tundukan
Kesombongan dan keangkuhan lelaki
Wahai bidadari surga…
Yang dari wajahnya terpancar cahaya
Sinarilah hati yang kelam ini
Dan bertahtalah dalam mahligai jiwa ini
Menuntun langkah yang mulai gontai
Hingga dengan senyummu
akan merubah dunia
Dan Kaulah bidadariku….
Meredam seluruh lapar dan dahaga
akan indahnya rasa yang bernama Cinta..
Wahai Cintaku…
Rasa ini membahana..
Membawa raga dan jiwaku kelangit
Mengukir seluruh bahagia selaksa mega
Menembus dunia yang tak terjangkau oleh jiwa..
Wahai Separuh jiwaku….
Biarkan ku bawa dirimu kelangit
dan hingga nanti…
Wangi Surga kan tercium walaupun masih sehasta cahaya…
Karna dirimulah surga ku dan dirimu adalah….
Malaikatku yang dengan sayapnya…
akan membawaku ke…
Surga….
(Jogjakarta, 28 Januari 2007)
Duhai wanita….
Wahai wanita
sejuta kata takkan cukup
untuk mengunkapmu
Kau makhluk terindah didunia
wahai wanita
yang kelembutan hatimu
mampu meruntuhkan ego jiwaku
yang keras laksana batu
Wahai wanita
kemuliaanmu
membuat surga berda dibawah telapak kakimu
Wahai wanita
yang keagungannya
mampu membangun peradaban manusia
yang dari kesucian rahimnya
tumbuhlah khalifah yang agung
Wahai wanita
tak kuasa lagi aku tertunduk
jatuh dalam pangkuan jiwamu
Jogjakarta, 9 Juni 2007
Untuk mu Wanita yang Ku Cinta
Tak terlukiskan apa yang kurasa
mendera disetiap relung jiwa
ia datang tanpa tanda
tiba-tiba ia terjatuh begitu saja
ingin kuikuti hati ini kemana
namun tetap saja ada logika
yang berkata ini tidak seharusnya
Cinta
Benarkah kau hadir dalam jiwa
atau hanya semu semata
aku tak mau tertipu untuk yang kedua
berilah aku tanda
hingga ku yakin akan semua
ingin ku jujur aja
Aku Cinta…
namun cinta hanya membawa luka
apalah artinya
jika hanya merajut asa
yang tak tercipta
namun hati ini takkan terima
jka harus berakhir begitu saja
saat ini hanya ada satu rasa
Aku Cinta…
Entah ia akan terbawa kemana
Aku tak tahu jua
Untuk Wanita kerudung Kelambu
Wanita kerudung kelambu
Ia hadir ditengah mimpiku
Disaat jiwa dan hatiku membeku
Wanita kerudung kelambu
terulur tangan sehalus sutra terpaku
dan aku terpana dengan sejuta tanya
Bidadari manakah ia
adakah ia turun dari surga
aku pun tak kuasa
sayap-sayap cintaku mulai terkembang
bagai kuncup mawar yang mekar merona
Ia tumbuh begitu saja
tanpa hasrat tanpa rencana
Tumbuh dan tumbuh mencapai nirwana
aku terpana
Begitu sajakah cinta hadir menyapa?
untuk-MU….(jika masih dapat ku raih surga-Mu)
Menunjuk satu bintang dihadapanku
Memberi satu sinar indah abadi
Biar hanya bintang
Namun ia adalah penuntun langkah
pemberi nyala dari hati yang membeku
ia adalah sinaran jiwa tiada padam
walau takkan hati ini terbebaskan belenggu
namun ia pemberi nafas bagi semesta raya
adalah aku yang tetap membutuhkan dirimu
biar jiwa yang lain takkan pedulikanmu
adalah engkau mahkota raga yang terpatri
ratna mutu manikan di hati ku
sesuai dengan jalan kemana engkau kan berlabuh
aku ada dihadapanmu
bersimpuh…bersujud…dan memohon..
sedikit cinta dari mu
hingga bentangan sungai madu pun tak layak untuk kudapatkan
terlalu kelam warna dalam lukisan
kenapa tak hempaskan saja
biar terluka dan terbakar oleh agni membara
namun aku harus menemuimu
untuk menyampaikan rasa cintaku padamu
ya dirimulah yang memilikiku seutuhnya
walau harus dengan perih ku mengingatmu
sepanjang detik……
masa yang tak menjamahmu
dan aku hanyalah manusia…..
maka ampunilah aku…….
karna aku hanyalah manusia…….
Jogjakarta 5 Juni 2007 ( sedikit menulis puisi tentang kedalaman jiwa)
Menerka setiap rasa
Apa yang kupikirkan sekarang ?
Aku pun tak tahu…..
dan aku bertanya kepada hatiku
Masihkah ku mencintaimu ?
Dalam setiap detikku ku bertanya
Dan kusadari aku bimbang….
Dan aku sadar diriku tak pernah tau
apa yang ada dihatiku
Atau mungkin……
Karna aku sudah tak punya hati ???
Hatiku telah lama mati sayang…..
Dan sudah berlalu jua aku tak mencinta
Rasa ini menerpa disekujur tubuhku
atau aku bukan manusia ?
Tak tahu apa yang akan aku lakukan
Biarlah semua terjadi begitu saja
mengalir hingga jika tiba waktu kukan bersamamu
Cinta……
tak lagi jiwa ini sanggup teraba…
Biarlah kupenuhi janjiku padamu
Biarlah hati ini lahir kembali dari kehancuran
Manusia…..
Merajut Mimpi dan…..
yang ia sadari hanya kebesaran-Mu saja….
Pada akhirnya……
Kusadari aku sendirian….
Jogjakarta 15 Mei 2007
Nggak tau mo nulis puisi ap, tiba-tiba aj terbesit ni puisi…^_^
Hanya menulis apa isi hati
Wahai cinta yang diturunkan ke hati manusia yang terdalam
Bertahtalah engkau dalam singgasana jiwa
Menelusup membakar setiap tulang dan raga
Membawa diri menuju kepada-Nya
Wahai Rabb pencipta alam seisinya
Tiada lain selain sembah sujud syukur kepada-Mu
jika jiwa ini mencinta hanya karena-Mu
Dan bidadari surga yang tlah turun ke dunia fana
Maukah dirimu menuntunku kehadirat-Nya
Dan dengan senyumanmu
Diriku terjaga separuh agama
Itulah dirimu
Penjaga dari hati yang tak henti berlumur dosa
Yang disetiap kerlingan matamu
Mengajak untuk slalu ingat pada-Nya
Dan dari rahimmu tercipta generasi pembawa cahaya-Nya
yang senantiasa menabur benih kebaikan
yang mengingatkan manusia akan kecongkaannya
Ya Rabb,
Jadikanlah hati ini hati kuat
karena diri-Mu
Ya Rabb,
Janganlah kau sesatkan hamba dengan kesesatan yang nyata
ataupun yang tersamar
Sujud dan ibadah hamba takkan mampu membawa
ke dalam surga…
namun tak kuasa hamba untuk merasakan nerakamu
Bidadari surga sejukkanlah hati ini
dengan alunan qiraah Al Quran mu
dan ajakan manismu untuk beribadah pada-Nya
Puisi dadakan…
‘Mencintaimu bagaikan menahan haus ditengah gurun sahara
Wahai cinta yang namanya tak terukir di jalan sutra
Bila tiba nanti masa kita berjumpa
tataplah aku dan miliki aku dengan sepenuh jiwa
Wahai bidadari surga yang tak terterka nama
menunggumu bagai merajut samudra
Ya Rabb, penguasa hati dan jiwa
Pilihkanlah belahan jiwa
Yang akan menenangkan disetiap rasa
Yang diwajahnya bersinar cahaya surga
Yang disetiap tangannya ada cinta
dan disetiap perkataanya selalu bermakna
Yang disetiap senyumannya mengajakku untuk slalu bersujud pada-Mu’

Sekedar untuk Membagi Rasa dalam Hati
Ada kalanya jiwa ini terkapar
Lelah….
Dengan semua hal yang serba tak terarah
Sahabat….
Jika jiwa ini boleh meronta
Tak kan pula ku sanggup berdiri dengan jiwa
tanpa kalian
Aku lelah….
Kekasih….
Kau adalah temaram lilin yang takkan padam
Walau cahayanya jauh diseberang
Kau tetap bersinar jauh dilubuk hati terdalam
Bunda….
Ijinkan ku berbaring di pangkuan
Hingga ku jatuh tertidur lelap
Ayah….
Ijinkan aku memelukmu hingga
ku cium wangi surga lelehan pengabdian
De’….
Ijinkan aku melihat senyuman disudut bibirmu
Hingga hilang rasa penat dalam jiwa
Walau perih hati ini menahan
setiap rasa cinta dalam hasrat
Aku….
Kamu….
Dia….
Kalian….
Mereka….
‘Tak pernah mengerti’
Apa yang sebenarnya terjadi
Sudahlah….
Tiada guna ku berjalan ditengah asa berkepanjangan
Walaupun hanya dengan sayap-sayap patah….
Aku harus berjalan….
Biar pedih….
Biar perih….
Kan kubawa luka ini berlari
Berlari….
Dan terus berlari….
Aku ingin hidup seribu tahun lagi….
Tak perlu sesali apa yang terjadi….
Tak perlu mencari….
Dimanakah….
Rasa itu….
Pergi….
Tapi….
Sayang sekali, aku masih trus menanti….
Disini……( Pyuh)
(Jogja menanti jiwa, 26 Maret 2007)
(terkadang harus mellow,biar rasa ini terukir walau hanya dengan sebait puisi)
(Tapi tetep harus semangat,, Ganbatte!!!!!!)
Maap untuk Bidadari Ku
Ku Lihat ada jelaga hitam disudut matamu
Tatapmu sedingin salju abadi kutub utara
Bukan maksudku tuk mengabaimu
Bukan maksudku tuk meluka
Wahai jiwa yang sedang terbakar amarah
Tersenyumlah
Hangatkanlah jiwaku yang terlunta
Adakah rasa rindu dihatimu menutup jiwa
Seperti hatiku yang telah tenggelam oleh cinta
Wahai malaikatku
Walau cinta kita tak seromantis
Kisah – kisah Habibburahman El Syiraz
Atau tak setragis Siti Nurbaya
Namun senyuman manis disudut bibir kanan mu
Cukuplah untuk menghias sudut-sudut hatiku
Biarlah cinta kita begini adanya
Biarlah ia bersembunyi di keremangan hati yang terdalam
Namun ketika saatnya tiba
Sambutlah uluran tanganku dengan sejuta rasa
Biarkan rasa itu mengalir lembut
Menyusuri lembah dan mengukir keindahan kehidupan
Bagaikan lembah sihanouk yang bertahta
Merajai Bukit Barisan Sumatra
(Jogjakarta, 6 Februari 2007)

Surat Cinta untuk Mu yang Tercinta
Embun pagi bersandar di jantungku
ketika kerlingan dari sudut matamu
menghujam jauh dihatiku
Membuat berdebar jantungku
seolah kematian menantiku
Aku mati kutu
bertekuk lutut dihadapanmu
Jiwa ini telah tergadai oleh gemulai jiwamu
dan dirimu………….
dengan langkah bidadari surgawi
mengulurkan tangan lembut nan asri
membawaku ke alam maya menghirup madu dan sari
merenda mimpi
menghapus seluruh duka dan lara jiwa
yang nista lagi hina
wahai cinta yang ada dihati setiap manusia
janganlah kau merayap dan singgah
jika hanya untuk menghujam luka
membawa hina
bawalah diri ini menuju ketenangan hati
menuju jiwa-jiwa yang damai
dibawah lentera-lentera cahaya
yang berkilauan menembus sukma
(jogjakarta, 22 januari 2007)
Just for U my angel and all my friends
U’re alwalys in my heart

18 Tanggapan to “Kumpulan Puisi….”

  1. OLIVE Says:

    boleh tuh!
    apa arti merelakan?buatin puisinya ..he2 request aq

  2. satuaja Says:

    Yo wis sesuk tak gawekke nek lagi pas moodnya

  3. Cha2 Says:

    Puisi yg bagus?
    Menulis dari hati ya Mas?
    Y menulis puisi tuh lebih kena klo kita pernah ngalamin dan langsung kita curahkan ke secarik kertas.
    Truskan menulis siapa tahu bisa dibuat buku kumpulan puisi…. he he he cuma saranku.

  4. jingcai Says:

    makasih buat puisi-puisinya…kasih tips donk gmana cranya jd orang yg puitis????

  5. satuaja™ Says:

    # jingcai

    Tips?….just follow U’r heart and write it. Hehehe…Makasih dah berkunjung.

    #Cha-cha

    Hmmm….bisa dipikirkan?…hehehe

  6. dep05 Says:

    hmmm, sulit dipahami, bahasanya ketinggian 😛

    hahaha… dasarnya aku dah gak punya hati kali ya?

    Waaakksss!!! hatiku dah mati T-T

  7. satuaja™ Says:

    Hahhahahha…..idupin lagi dunk hatinya….cie…cie…cie…..
    Cinta akan datang disaat yan tidak terduga-duga…..^_^

  8. iqo Says:

    puisinya bagus-bagus

    ketika hati bertanya
    tak kunjung waktu menjawab
    akan tiba masa sebuah rahasia besar
    akan terkuak, rahasia milik-Nya
    yang menjadi anugerah bagi insan yang mengerti
    dan mensyukuri segala nikmat yang tlah tersaji
    mungkin bidadari itu tak lagi di mimpi

    semua akan ada masanya
    dimana sebuah kesabaran akan menjadi
    sebuah akhir yang indah
    bagi awal kebahagiaan yang kau dapati

  9. iqo Says:

    kirimin ke alamat e-mai iqo donk, puisinya…
    iqo suka baca puisi,puisinya boleh iqo cetakkan????
    klo ada bolehlah kirim2 ke alamat e-mail iqo
    di danshiroku@yahoo.co.id

  10. iqo Says:

    KERIDHOAN-NYA

    dunia adalah jembatan
    untuk kita sampai pada satu tempat yang lebih abadi
    dari segala kebohongan yang berwajah manis

    sejatinya cinta hanyalah milik-Nya
    yang selalu setia mendampingi kita
    apapun keberadaan kita
    yang selalu beri terang bagi jiwa yang gelap

    aku hanya ingin selalu berada dalam lindungan-Mu
    dimana aku selalu merasa tenang ketika ku sebut Asma-Mu
    aku mohon ya Allah……….
    beri aku kekuatan ditengah gemerlapnya perhiasan dunia
    untuk selalu menjaga hati ini agar tak terlarut mati

    aku ingin bersimpuh……namun tak ketika ku hanya dalam pilu
    bahagiaku adalah karunia-Mu
    Yang Maha Mengerti aku dengan segala kekuranganku

    aku tidak ingin mengulang segala salah yang telah ku buat
    aku hanya ingin jalani hidup ini dengan keridhoan-Mu
    dengan segala kerahmatan……agar menjadi tenang bagi jiwa
    yang resah dan gundah ini..

  11. gunung Says:

    sedikit ngutip kahlil gibran yupz

    phie keren juga

  12. rahma Says:

    wach…puisi’y keren jg 🙂
    gOOd LucK ych…
    mga puisi’y tambah keren.
    occem… :)Thnk’s…

  13. rahma Says:

    aku jg sneng bangt baca puisi…
    tapi menurutku puisi seprti ini,,,bagi s’orang pemula tu lumayan bagus bngt,,,kembangin lagi ych?????
    agar kelak bisa jd s’orang penyair yang terkenal….amin………. 🙂 gOOd LucK yAw…

  14. lalalalalalala , nnyi toh :p Says:

    PUISI JELEKAN , GW NYARI NASIONALISME , EH YG KELUAR INII!
    HHUU !

  15. rizky Says:

    coba buatkan puisi tentang kecintaan kita terhadap allah swt. bolehkan aku nge request


  16. Lebih banyak puisi….. lebih baik…..B-)

Tinggalkan Balasan ke satuaja™ Batalkan balasan